Beranda | Artikel
Ahlus Sunnah Mengimani Adanya Yaumul Akhir
Sabtu, 31 Oktober 2020

Bersama Pemateri :
Ustadz Yazid Abdul Qadir Jawas

Ahlus Sunnah Mengimani Adanya Yaumul Akhir adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Yazid bin ‘Abdul Qadir Jawas pada Sabtu, 14 Rabiul Awal 1442 H / 31 Oktober 2020 M.

Ceramah Agama Islam Tentang Ahlus Sunnah Mengimani Adanya Yaumul Akhir

Termasuk beriman kepada hari akhir yaitu mengimani apa-apa yang telah dikabarkan (disampaikan) oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang apa-apa yang terjadi setelah kematian. Hukum beriman kepada hari Akhir adalah wajib.

Allah dan RasulNya sering menyebutkan tentang iman kepada Allah dan hari akhir, hal ini menunjukkan pentingnya beriman kepada hari akhir. Beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala berarti beriman kepada permulaan dan beriman kepada tempat kembali. Orang yang tidak beriman kepada hari akhir berarti ia tidak beriman kepada tempat kembali. Orang yang tidak beriman kepada hari akhir berarti ia tidak beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Disebut sebagai hari akhir karena tidak ada hari lagi setelahnya dan itulah akhir perjalanan hidup manusia. (Disebutkan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin dalam kitabnya Syarhul ‘Aqiidah al-Waasithiyyah)

Termasuk iman kepada hari akhir, yaitu mengimani tentang adanya fitnah kubur, adzab kubur, nikmat kubur, dikumpulkannya manusia di padang Mahsyar, ditegakkannya Mizan (timbangan), dibukakannya catatan-catatan amal, adanya Hisab, al-Haudh (telaga), Shirath (jembatan), Syafa’at, serta adanya surga dan neraka.

Yang paling akhir adalah surga dan neraka. Makanya permintaan paling besar yang selalu dipanjatkan oleh seorang mukmin agar dimasukkan oleh Allah ke dalam surga dan dijauhkan dari api neraka. Ini permintaan yang besar yang harus kita minta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Karena kita berbicara tentang Yaumul Akhir dan akan berbicara tentang Fitnah Kubur, saya akan jelaskan sedikit yang berkaitan dengan kematian.

Kematian Suatu Kepastian

Bahwa kematian merupakan satu kepastian. Setiap orang pasti akan mati. Jangankan kita, bahkan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, Allah berfirman:

إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُم مَّيِّتُونَ ﴿٣٠﴾

Sesungguhnya engkau (Muhammad) pasti akan mati dan mereka pun pasti akan mati.” (QS. Az-Zumar[39]: 30)

Dan setiap jiwa pasti akan mati. Allah berfirman dalam surah Ali-Imran di ayat 185:

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ ﴿١٨٥﴾

Setiap jiwa itu pasti akan mati. Dan kalian akan disempurnakan ganjaran kalian pada hari kiamat. Barangsiapa yang dijauhkan dari api neraka dimasukkan ke surga, maka dia adalah orang yang sukses. Dan tidaklah kehidupan dunia melainkan kehidupan yang menipu.” (QS. Ali-Imran[3]: 185)

Allah menyebutkan dalam ayat ini ada empat. Yaitu:

1. Setiap jiwa pasti akan mati

Yang pertama Allah sebutkan bahwa setiap jiwa pasti akan mati. Siapaun dia, apakah dia anak bayi, remaja, sudah tua, laki, perempuan, orang kaya, orang miskin, dia pejabat, dia rakyat jelata, semua pasti akan mati, siapapun dia. Ajal tidak bisa dimajukan dan tidak bisa dimundurkan.

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ ﴿٣٤﴾

Apabila sudah datang ajal, tidak bisa dimajukan dan tidak bisa dimundurkan…”

Sehebat dan secanggih apapun suatu alat agar seseorang bisa hidup, tidak akan bisa hidup. Sudah ajal. Orang yang sehat pun bisa mati mendadak. Soal mati bisa kita katakan bahwa mungkin sebentar lagi mati, tapi untuk tanda kiamat tidak bisa seseorang mengatakan bahwa besok terjadi kiamat, ini tidak mungkin. Hal ini karena belum muncul tanda-tandanya.

Jadi ketika datang kematian, ini sudah ajal. Kita jangan kemudian ribut tentang datangnya ajal. Sedih itu wajar, tapi kita semua ini milik Allah dan Allah yang mencabut nyawa ini dengan malaikat maut, dikembalikan kepada Allah semuanya. Jangan kemudian seseorang tidak terima ketika istri atau suami atau anak atau orang tuanya meninggal. Kita harus terima semuanya. Maka kita ucapkan:

إِنَّا لِلَّـهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

Kita ini semua milik Allah dan kita akan kembali kepada Allah.”

Jadi tidak ada yang menciptakan kita kecuali Allah, ketika Allah cabut nyawa itu, itu milik Allah. Kita harus sabar dan harus ridha dengan apa yang Allah sudah tetapkan terhadap ajal itu. Tangisan apapun, jeritan apapun, tidak akan bisa mengembalikan ke dunia ini. Maka kita juga mengucapkan:

اللَّهُمَّ أَجِرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَاخْلُفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا

“Ya Allah berikan ganjaran kepadaku dari musibah ini dan gantikan yang lebih baik Ya Allah.” (HR. Muslim)

Itu permintaan yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

2. Disempurnakannya ganjaran

Akan disempurnakan ganjaran pada hari kiamat. Artinya semua akan disempurnakan ganjaran itu pada hari kiamat. Jadi jangan kita mengharapkan ganjaran di dunia, semua akan disempurnakan pada hari kiamat. Kebaikan atau kejelekan disempurnakan pada hari kiamat. Maka banyak orang-orang berbuat dzalim belum dibalas di dunia ini. Tapi dibalasnya nanti di hari kiamat dengan sempurna.

3. Kesuksesan yang besar

Dan barangsiapa dijauhkan dari api neraka dimasukkan ke surga, maka dia orang yang sukses. Jadi sukses menurut Al-Qur’an adalah ketika manusia dimasukkan ke surga. Maka Antum bisa lihat ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan surga, pasti Allah sebutkan dengan kalimat kemenangan dan kesuksesan yang besar.

Adapun seseorang mendapatkan kedudukan, jabatan, gelar, kekayaan, fasilitas, ini bukan kesuksesan. Ukuran sukses menurut Al-Qur’an dan sunnah ketika seseorang dijauhkan dari api neraka dimasukkan ke surga. Makanya Nabi  menganjurkan kita untuk meminta kepada Allah surga sebanyak tiga kali.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ

“Ya Allah aku memohon kepada Engkau surga dan dijauhkan dari api neraka.” Sebanyak 3 x.

Atau juga boleh kita meminta:

اللَّهُمَّ إنِّي أَسْأَلُكَ الْجَنَّة الْفِرْدَوْسَ الأعْلَى وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ

“Ya Allah aku memohon kepada Engkau surga Firdaus yang paling tinggi dan aku berlindung kepada Engkau dari api neraka.”

Ini yang kita cari. Seorang mukmin dan mukminah, yang dia cari dalam hidupnya adalah bagaimana supaya dia bisa masuk surga, bukan mencari dunia. Banyak orang sibuk dengan mengejar dunia. Dan kalau orang ingin masuk surga, tentunya dia berlomba melakukan amal-amal shalih.

4. Kehidupan dunia adalah kehidupan yang menipu

Allah ingatkan bahwa kehidupan di dunia adalah kehidupan yang menipu. Kita jangan tertipu dengan dengan dunia. Dunia ini fatamorgana. Dunia ini Allah sebutkan “sedikit”. Makanya Antum perhatikan bahwa dunia ini Allah sebutkan sebagai permainan, sendau-gurau, bukan tujuan hidup kita, tujuan hidup kita adalah akhirat.

Kita harus menjadi anak-anak akhirat sebagaimana yang dikatakan oleh ‘Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu:

كونوا من أبناء الآخرة ولا تكونوا من أبناء الدنيا فإن اليوم عمل ولاحساب وغدا حساب ولا عمل

“Jadilah kalian anak-anak akhirat, jangan kalian menjadi anak-anak dunia. Sekarang ini yang ada amal dan tidak ada hisab. Besok hari kiamat, yang ada adalah hisab dan tidak ada lagi amal.” (Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam shahihnya)

Dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyuruh kita untuk banyak mengingat mati. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَادِمِ اللَّذَّاتِ، يَعْنِي الْمَوْتَ

“Perbanyaklah mengingat pemotong kelezatan, yaitu mati.” (Hadits shahih riwayat Imam Ahmad, Tirmidzi dan yang lainnya)

Kenapa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyuruh untuk banyak mengingat kematian? Karena dengan mengingat kematian, maka kita akan berlomba-lomba melakukan amal-amal shalih. Juga kita tidak akan tamak kepada dunia. Allah dan RasulNya tidak pernah memuji dunia sama sekali. Dengan ingat mati, kita tidak akan hasad, iri dan dengki kepada orang lain. Dan masih banyak lagi manfaat mengingat kematian.

Seseorang jika telah meninggal dunia, dia akan berada di alam barzakh. Ahlus Sunnah meyakini tentang adanya fitnah kubur, yaitu adanya pertanyaan yang diajukan kepada mayit oleh dua Malaikat yang bernama Munkar dan Nakir. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hadits yang panjang, ringkasnya beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “…Bahwa manusia di dalam kuburnya akan ditanyakan kepadanya: ‘Siapa Rabbmu? Apa agamamu? Siapa Nabimu?’

Orang-orang mukmin akan dikaruniai keteguhan dengan perkataan yang teguh di dunia dan di akhirat, sehingga ia akan menjawab: ‘Allah adalah Rabbku, Islam adalah agamaku, dan Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah Nabiku.’ Sedangkan orang yang ragu akan menjawab: ‘Ha, ha, aku tidak tahu, aku mendengar orang mengatakannya, lalu aku pun mengatakannya.’ Maka dipukullah ia dengan satu batang besi, sehingga ia berteriak sekeras-kerasnya yang dapat didengar oleh setiap makhluk, kecuali manusia dan jin, dan seandainya manusia mendengarnya niscaya ia akan jatuh pingsan.” (HR. Abu Dawud, Ahmad, dan Hakim)

Adapun orang-orang yang beriman akan diteguhkan untuk menjawab pertanyaan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ ۖ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ ۚ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ

“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh (dalam kehidupan) di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zhalim, dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.” (Ibrahim[14]: 27)

Bagaimana penjelasan tentang urutan tanda-tanda kiamat? Mari download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download Mp3 Kajian Tentang Ahlus Sunnah Mengimani Adanya Yaumul Akhir


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/49323-ahlus-sunnah-mengimani-adanya-yaumul-akhir/